Dalam pengembangan sistem transportasi terpadu, prasarana transportasi yang dikembangkan untuk mendukung peningkatan pertumbuhan wilayah Riau secara serasi dengan wilayah-wilayah lainnya adalah prasarana transportasi laut dan udara yang ditunjang dengan prasarana transportasi darat dimana transportasi darat sebagai sarana yang menghubungkan dengan prasarana transportasi laut dan udara tersebut dari pusat-pusat koleksi distribusi di wilayah Sumatera bagian tengah.
Prioritas pengembangan diberikan kepada Pelabuhan Laut Dumai dan Kuala Enok sebagai prasaranan transportasi laut dan Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II sebagai prasaranan transportasi udara, yang akan menghubungkan Riau dengan wilayah lainnya di Indonesia dan mancanegara.
Sampai saat ini Bandara Udara Sultan Syarif Kasim II di Kota Pekanbaru merupakan salah satu pintu utama masuk dan keluar melalui udara ke dan dari Provinsi Riau.
Dari data yang ada diketahui bahwa selama lima tahun terakhir perkembangan angkutan penumpang dan barang menunjukan kenaikan rata-rata 11,09 % dan 5,95 % per tahun dan kedatangan pesawat meningkat rata-rata 44,93 % pertahun. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan angkutan udara semakin lancar dan berkembang seiring semakin membaiknya prasarana dan sarana Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II.
Dengan perkembangan IPTEK yang demikian pesat dan kondisi perekonomian wilayah yang membaik serta kondisi persaingan yang makin ketat, dapat diperkirakan tuntutan akan ketersediaan (supply) moda transportasi udara ini semakin meningkat dan akan dihadapkan pada permasalahan � pemasalahan permintaan (demand), yaitu bagaimana meningkatkan frekuensi penerbangan, pelayanan penerbangan ke berbagai wilayah nasional maupun mancanegara dan peningkatan kualitas pelayanan di bandara sendiri untuk mengatisipasi perkembangan kebutuhan penerbangan internasional yang memerlukan standar pelayanan tertentu.
Pengembangan bandara udara merupakan suatu proses yang kompleks dan membutuhkan pendekatan dari berbagai segi dan tingkat kebutuhan, utamanya adalah bahwa pengembangan bandar udara terkait erat dengan skala pelayanan, apakah pelayan penerbangan lokal, regional atau internasional. Hal ini tentu akan berpengaruh erat terhadap pengembangan fasilitas di bandar udara. Oleh sebab itu pendekatan dalam pengembangan Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II ini adalah memperkirakan kebutuhan penerbangan pada masa yang akan datang. Dengan kata lain pengembangan ini akan bertitik tolak pada aspek demand dengan memprediksi tingkat kebutuhan pada masa yang akan datang dan aspek pengembangannya dapat saja berupa pengembangan fisik sarana dan prasarana, aspek adminsitrasi kelembagaan dan atau aspek pengelolaan/ manajemen.
Untuk selengkapnya kerangka Acuan kerja (KAK) Studi kelayakan tentang Pengembangan Bandar udara dapat di download DISINI...
Prioritas pengembangan diberikan kepada Pelabuhan Laut Dumai dan Kuala Enok sebagai prasaranan transportasi laut dan Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II sebagai prasaranan transportasi udara, yang akan menghubungkan Riau dengan wilayah lainnya di Indonesia dan mancanegara.
Sampai saat ini Bandara Udara Sultan Syarif Kasim II di Kota Pekanbaru merupakan salah satu pintu utama masuk dan keluar melalui udara ke dan dari Provinsi Riau.
Dari data yang ada diketahui bahwa selama lima tahun terakhir perkembangan angkutan penumpang dan barang menunjukan kenaikan rata-rata 11,09 % dan 5,95 % per tahun dan kedatangan pesawat meningkat rata-rata 44,93 % pertahun. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan angkutan udara semakin lancar dan berkembang seiring semakin membaiknya prasarana dan sarana Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II.
Dengan perkembangan IPTEK yang demikian pesat dan kondisi perekonomian wilayah yang membaik serta kondisi persaingan yang makin ketat, dapat diperkirakan tuntutan akan ketersediaan (supply) moda transportasi udara ini semakin meningkat dan akan dihadapkan pada permasalahan � pemasalahan permintaan (demand), yaitu bagaimana meningkatkan frekuensi penerbangan, pelayanan penerbangan ke berbagai wilayah nasional maupun mancanegara dan peningkatan kualitas pelayanan di bandara sendiri untuk mengatisipasi perkembangan kebutuhan penerbangan internasional yang memerlukan standar pelayanan tertentu.
Pengembangan bandara udara merupakan suatu proses yang kompleks dan membutuhkan pendekatan dari berbagai segi dan tingkat kebutuhan, utamanya adalah bahwa pengembangan bandar udara terkait erat dengan skala pelayanan, apakah pelayan penerbangan lokal, regional atau internasional. Hal ini tentu akan berpengaruh erat terhadap pengembangan fasilitas di bandar udara. Oleh sebab itu pendekatan dalam pengembangan Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II ini adalah memperkirakan kebutuhan penerbangan pada masa yang akan datang. Dengan kata lain pengembangan ini akan bertitik tolak pada aspek demand dengan memprediksi tingkat kebutuhan pada masa yang akan datang dan aspek pengembangannya dapat saja berupa pengembangan fisik sarana dan prasarana, aspek adminsitrasi kelembagaan dan atau aspek pengelolaan/ manajemen.
Untuk selengkapnya kerangka Acuan kerja (KAK) Studi kelayakan tentang Pengembangan Bandar udara dapat di download DISINI...
Judul: CONTOH KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) FEASIBILITY STUDY PENGEMBANGAN BANDAR UDARA
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh 08.17
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh 08.17